Sunday 16 September 2012

Wisata Kota Tua

      Kota tua juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia yang merupakan area komplek bangunan peninggalan jaman Belanda. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kota ini hanya seluas 15 hektar dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Tahun 1619, VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan Pieterszoon Coen. Satu tahun kemudian, VOC membangun kota baru bernama Batavia untuk menghormati Batavieren, leluhur bangsa Belanda. Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai Ciliwung, saat ini Lapangan Fatahillah.
        Ada banyak bangunan peninggalan Belanda yang saat ini masih berdiri kokoh karena bangunan tersebut dirancang agar dapat bertahan selama ratusan tahun. Saat ini bangunan tersebut ada yang dijadikan sebagai museum tempat pameran benda bersejarah bangsa Indonesia, bahkan dijadikan tempat wisata yang disebut Wisata Kota Tua. Perjalanan saya kali ini mencoba untuk menelusuri tempat-tempat bersejarah di kawasan kota tua, tetapi saya tidak menggunakan jasa pemandu dalam melaksanakan perjalan ini agar lebih leluasa dalam pengambilan gambar dan menikmati tempat bersejarah tersebut. Saya mengajak dua orang teman saya untuk menemani perjalanan ini agar lebih asyik dan bisa berdiskusi ketika berkunjung.
        Untuk menuju ke kawasan kota tua ini kami menumpang KRL jurusan Depok-Kota, kemudian melanjutkan ke kawasan ini dengan berjalan kaki sekitar 15 menit dari stasiun kota. Ketika sampai tempat tujuan, kami disuguhkan pemandangan tempo dulu yang sangat bersejarah terutama ketika memasuki lapangan utama yang dikelilingi sejumlah museum tempat penyimpanan benda bersejarah. Disana terdapat museum Fatahillah, yang tersimpan cerita tentang perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara., hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19.
Museum Fatahillah yang pernah menjadi Bali Kota Batavia
       Selanjutnya kami menjumpai Cafe Batavia yang pernah menjadi tempat makan pada jaman pendudukan Belanda. Nuansa kolonial Belanda sangat terasa ketika kita memasuki tempat ini, dan jika malam tiba tempat ini menjadi sangat romantis karena lampu-lampu yang redup menerangi restoran ini.
Cafe Batavia
       Perjalanan kami lanjutkan ke arah utara, yaitu ke pelabuhan Sunda Kelapa. Hitamnya air sungai Ciliwung terlihat sangat tidak sedap dipandang sepanjang perjalanan menuju pelabuhan. Di ujung jalan, terdapat Jembatan Intan memotong sungai Ciliwung yang mengarah ke laut Jakarta. Jembatan ini masih terlihat kokoh walaupun sudah berumur ratusan tahun, mungkin karena dibuat dari kayu pilihan pada waktu itu.
Jembatan Intan yang kokoh
Sungai Ciliwung dilihat dari Jembatan Intan
       Setelah melalui perjalan menggunakan angkutan selama 5 menit, kami sampai di Menara Syahbandar yang pada tahun 1839 berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Kota Batavia lewat jalur laut serta berfungsi kantor "pabean" yakni mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa.
Menara Syahbandar
        Dari Menara Syahbandar kami berjalan kaki menuju pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan saksi sejarah perjuangan Fatahillah sekaligus menjadi asal muasal lahirnya kota Jakarta yang ditetapkan pada 22 Juni 1527. Walaupun sudah berumur 480 tahun lebih, namun pelabuhan ini masih menjadi tempat transaksi perdagangan dan bongkar muat barang dagangan dari pulau lain di Indonesia yang dikirim ke Jakarta. Pelabuhan ini juga masih menjadi tempat ratusan buruh dan pekerja kapan menggantungkan hidupnya. Karena itu pemerintah DKI Jakarta diharapkan memperhatikan tempat bersejarah yang menjadi cikal bakal lahirnya kota Jakarta ini. priyo/jafar/syifa


Friday 24 August 2012

Halal Bi Halal dalam Islam



Dalam tradisi umat Islam di Indonesia ada istilah yang disebut Halal Bi Halal, dan biasanya dikaitkan dengan hari raya Idul Fitri. Menjelang Idul Fitri umat Islam banyak yang pulang ke kampung halaman untuk bertemu orangtua, sanak saudara, dan teman-temannya. Di sana mereka melakukan Halal Bi Halal yang biasanya hanya terjadi setahun sekali. Halal Bi Halal juga biasa dilakukan dalam suatu acara pertemuan yang menghadirkan keluarga besar, tetangga, sahabat dan relasi kerja. Tradisi lain yang mirip dilakukan adalah reuni almamater sekolah atau kampus tempat dulu menimba ilmu. Tradisi ini dapat dikategorikan sebagai bentuk silaturahim yang dianjurkan Islam jika sesuai dengan adab-adab silaturahim.


Berikut ini adalah beberapa adab dalam melakukan silaturahim:
1.  Memperhatikan hari dan jam yang baik untuk silaturahim, karena setiap orang pasti memiliki kesibukan masing-masing di rumah, jadi harus memahami hal tersebut.
2. Dianjurkan membawa hadiah atau sesuatu yang bermanfaat  baik berupa materi maupun nonmateri.
3. Jika dimungkinkan memberi tahu terlebih dahulu agar orang yang kita kunjungi dapat mempersiapkan segalanya sebelum kita berkunjung.
4. Orang yang lebih muda sebaiknya mendatangi yang lebih tua, begitu juga seorang muslim mendatangi yang lebih alim dan bertaqwa.
5. Dianjurkan untuk saling memberi nasehat kebaikan, jika dilakukan dalam acara resmi maka sebaiknya mengundang da’i atau ustad untuk memberi ceramah agama
6. Tidak boleh mengatakan dan melakukan sesuatu yang tidak disukai dan harus menjauhkan diri dari ghibah dan perkataan dusta.
7. Memakai pakaian yang rapi, bersih dan baik. Bagi laki-laki sebaiknya memakai minyak wangi.
8. Menghindari berlebihan dalam makan, minum dan sebagainya.
9. Menjauhi kemaksiatan, seperti lalai dalam mengerjakan shalat karena asyik mengobrol, bergaul terlalu bebas antara laki-laki dan perempuan, memainkan lagu dan musik yang kotor  dan tidak islami, dan lain-lain.
10. Dianjurkan berjabat tangan, mengucapkan salam pada saat pertemuan dan perpisahan, serta saling mendoakan satu dengan yang lainnya.

          Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan silaturahim yang perlu diketahui oleh setiap muslim yang beriman, sehingga amalannya tidak sia-sia bahkan bernilai ibadah dan mendapatkan pahala di sisi Allah Swt. Amin

Saturday 18 August 2012

Friday 17 August 2012

Pengemis Yang Kaya

       Hai blogger semua, kali ini saya mau berbagi pengalaman yang mungkin agak sedikit aneh tapi emang ada di sekitar kita. Hal ini berhubungan dengan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi ladang amal kita tetapi di manfaatin oleh orang-orang tertentu demi kepentingannya sendiri. Mudah-mudahan hal ini hanya terjadi pada diri saya aja dan gak dialami oleh orang lain, karena kalau benar maka emang udah gak ada lagi yang namanya kejujuran dan hal yang bisa kita jadiin ladang amal khususnya amal jariah/ sedekah.
        Kejadian ini terjadi sekitar bulan Mei 2011. Suatu pagi saya berjalan untuk menghadiri kegiatan seminar di dekat rumah saya yang jaraknya sekitar 1 km dari rumah, tepatnya daerah Cijantung. Karena tempatnya gak terlalu jauh maka saya kesana gak naik motor tapi dengan menumpang angkot aja. Setelah turun dari angkot saya segera menuju ke tempat seminar tersebut, dan untuk sampai kesana harus melewati jembatan yang melintasi sungai yang lumayan lebar dan dalam. Ketika melewati jembatan saya melihat pengemis wanita yang sudah agak tua (sekitar 55 tahunan) yang duduk di jembatan itu sambil menengadahkan tangannya. Spontan saya langsung mengambil uang receh untuk disedekahkan ke pengemis tersebut. Setelah itu saya berlalu untuk menuju tempat tujuan saya, yaitu seminar bedah buku.
        Saya mengikuti seminar dari jam 9 sampai jam 12 siang, dan waktu itu cuaca benar-benar panas. Setelah shalat Zuhur saya mengajak teman untuk makan siang di warung nasi dekat tempat tersebut. Ketika saya sampai di rumah makan itu, saya sangat terkejut melihat pengemis yang tadi pagi saya berikan sedekah sudah ada di rumah makan yang harganya lumayan mahal itu. Terlebih lagi, pengemis itu makan dengan lauk dan sayur yang sangat mewah dan banyak. Saya tidak menghiraukan hal itu, lalu langsung memesan makanan dan duduk di meja yang disediakan.
           Setelah selesai makan, rasa penasaran saya membawa saya untuk bertanya tentang pengemis itu kepada pelayan rumah makan. Kemudian pelayan menceritakan kalau tiap hari pengemis itu memang makan disini dan selalu dengan lauk yang cukup mewah. Terkadang pengemis itu menelpon suaminya untuk menanyakan berapa pendapatan hari ini. Yang lebih mengejutkan lagi adalah, pengemis itu sering menukarkan uang hasil mengemis tiap harinya kepada rumah makan tersebut, yang jumlahnya sangat banyak. Dalam sehari dia bisa mendapatkan uang sampai 200 ribu rupiah dari pagi sampai sore hanya dengan modal wajah yang memelas dan akting yang canggih agar mendapatkan belas kasihan orang yang lewat jembatan yang saya lewati tadi pagi.
            Setelah mengetahui hal itu saya jadi berpikir berkali-kali untuk bersedekah kepada pengemis yang ada di pinggir jalan atau lampu merah jalan raya. Lebih baik saya sedekahkan untuk orang miskin yang sudah saya kenal di sekitar rumah atau anak yatim yang membutuhkan, daripada saya berikan kepada orang yang memanfaatkan kebaikan orang lain untuk dijadikan lahan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Demikian cerita pengalaman saya yang agak aneh ini, semoga bisa menjadi renungan kita bersama.
Tetap berbuat kebaikan selagi kita mampu melakukannya, karena tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Keep do the right thing!

Thursday 16 August 2012

Fenomena eat, pray, and tweet

Saat ini, di zaman yang sangat modern yang di tandai dengan pesatnya kemajuan teknologi ada fenomena yang dialami oleh sebagian besar penduduk di dunia, khususnya di Indonesia. Banyak sekali hal yang berubah akibat dampak dari fenomena yang menyebar bagaikan virus ganas tersebut. Berawal dari sumber munculnya seluruh kejadian yang ada, saya menyebut fenomena tersebut sebagai fenomena eat, pray and tweet. Ya, sebuah istilah yang sering kita dengar bahkan sampai melahirkan sebuah film yang menceritakan kebiasaan tersebut yang terjadi pada seorang manusia, yaitu eat, pray, and love. Akan tetapi di bagian akhir dari istilah ini seakan berubah dengan sendirinya seiring dengan perkembangan teknologi dan kebiasaan manusia saat ini yaitu kebiasaan berinteraksi di dunia maya yang diwakili dengan kata tweet.
                Kebiasaan sehari-hari yang biasa kita lakukan berubah begitu saja sejak munculnya social media yang ramai-ramai dikunjungi oleh penduduk dunia saat ini. Aktivitas di pagi hari yang biasanya diawali dengan membaca Koran, minum kopi atau sarapan pagi sambil bercengkrama dengan keluarga kemudian berangkat kerja atau sekolah sudah jarang ditemukan di masyarakat kita. Sekarang, baru bangun tidur saja orang sudah melihat handphone atau laptopnya hanya untuk sekedar melihat update notifikasi facebook atau timeline twitternya atau bahkan membuat status dan tweet dipagi hari. Sebelum tidurpun selalu ada waktu untuk update status atau tweet kepada teman-teman di dunia maya tersebut. Tidak sampai disitu saja, sebelum berangkat kerja disempatkan untuk membaca berita yang sudah disajikan di media online yang dapat diakses secara gratis bagi pembaca onlinenya.
                 Masyarakat sudah mulai meninggalkan Koran atau media cetak lainnya, atau yang lebih aneh lagi saat ini orang membaca Koran seperti membaca Al Qur’an, yaitu dari halaman paling belakang karena seluruh informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan dari timeline tweeter atau media elektronik lainnya. Hal lain yang terjadi saat ini adalah jarang ditemukan kasus pencopetan handphone  di kendaraan atau di tempat umum. Hal ini jarang terjadi karena handphone selalu melekat di tangan kita karena handphone sudah menjadi bagian dari aktivitas harian kita yang digunakan untuk update informasi ataupun notifikasi social media yang berada dalam genggaman kita sehingga pencopet tidak punya kesempatan untuk mengambilnya.
Kebiasaan yang sangat baik yaitu bercengkrama dengan keluarga juga sudah mulai hilang karena setiap anggota keluarga sibuk berinteraksi secara online dengan hand phonenya masing-masing. Hal ini disebabkan karena hampir 80% handphone yang dijual saat ini sudah menghadirkan fitur untuk akses internet dengan mudah, sehingga orang lebih asyik dengan dunianya sendiri yang terdapat dalam sebuah handphone atau tablet pc. Baru-baru ini juga ditemukan bahwa ternyata keberadaan social media dapat merusak hubungan kita dengan pasangan jika tidak digunakan secara benar. Bayangkan saja apa yang terjadi ketika makan malam berlangsung tetapi pasangan anda malahan sibuk dengan handphonenya sendiri. Hal seperti inilah yang dianggap sebagai dampak negatif dari fenomena eat, pray and tweet.
Sebagai orang yang memahami hal seperti ini, diharapkan agar kita dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada di genggaman kita saat ini dengan bijak. Jangan sampai masuknya teknologi bukan memperbaiki kualitas kehidupan kita tetapi malah menurunkan kualitas kehidupan dan interaksi kita kepada sesama manusia. Kita diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial dalam arti yang sebenarnya, bukan makhluk yang tidak memperhatikan sekitar disebabkan asyik dengan dunia maya yang kita miliki. Yang perlu diperhatikan juga adalah sebagai seorang muslim mari kita jadikan seluruh aktivitas yang dilakukan bernilai ibadah, maka dengan menggunakan social media dan media elektronik sebagai alat menyebar kebaikan maka kehidupan kita akan lebih bermakna dan dapat bermanfaat bagi perkembangan agama Islam.

Sunday 22 April 2012

Pantai Sawarna

       Liburan sekolah semester ganjil ini saya manfaatkan untuk melakukan perjalanan ke pantai sawarna yang berlokasi di Kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, Banten. Bersama dengan 3 orang teman saya menuju lokasi menggunakan kendaraan sepeda motor. Untuk menuju lokasi melalui rute yang terdekat, dapat melalui pelabuhan ratu, tepatnya Karang Hawuh yang ditempuh selama 6 jam dari Jakarta. Disana kami sempat bertemu dengan rombongan touring dari klub motor lain dan sempat bercengkrama pula tentang perjalanan ke tempat tersebut.

       Selanjutnya kami langsung menuju ke lokasi desa Sawarna. Dari Karang Hawuh perjalanan dapat di tempuh selama + 2 jam. Perjalanan tersebut terasa sangat lama karena kami harus melalui beberapa gunung yang lumayan curam dan berkelok-kelok. Tak jarang kami melihat mobil dan motor lain yang kesulitan menaiki tanjakan yang curam tersebut. Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya kami sampai juga di  desa Sawarna, Banten. Disana kami menginap di rumah teman yang kebetulan adalah penduduk asli desa tersebut yang merantau ke Jakarta. Untuk sekedar informasi, jika anda menginginkan penginapan/ home stay, tarif per malam berkisar antara 100 s.d 200 ribu rupiah. Sedangkan penitipan mobil dikenakan tarif 25 ribu rupiah.
       Kami tiba di lokasi pkl. 14.00, artinya cuaca memang sedang sangat panas sekali. Setelah beristirahat kami sudah tidak sabar untuk menikmati keindahan alam Pantai Sawarna, dan pkl. 16.00 kami segera meluncur ke Pantai Tanjung Layar yang sangat indah. Disana sudah banyak wisatawan lokal dan asing yang sedang mengambil gambar keindahan alam disana. kebetulan pantai sedang surut jadi kami dengan bebas dapat melihat Karang Tanjung Layar yang sangat indah itu.




       Setelah puas mengambil gambar di Tanjung Layar, kami menuju pantai Pasir Putih sambil menunggu pemandangan Sunset yang indah. Setelah sampai di sana, memang benar pasir pantainya memang putih dan teksturnya sangat halus sehingga menambah keindahan pantai tersebut. Kami menghabiskan waktu disana hingga waktu Sunset tiba.




      Kami bermalam di Cariang Resort milik teman kami yang bernama Ricky, sekaligus pengelola resort tersebut. Lokasinya sangat dekat dengan bukit Cariang dan dan pantai. Walaupun dekat dengan pantai, suasana di resort tersebut sangat teduh dan sejuk karena di kelilingi oleh hutan yang berada di bukit cariang serta sawah yang terhampar di sekitar resort. Info tentang resort ini dapat menghubungi: 085692450154/ 087772728050.

       Dari bukit Cariang kita dapat melihat pemandangan Pantai Sawarna dari atas bukit sehingga tampak pantai Sawarna yang dikeliling pepohonan dan sawah yang hijau.

   

       Dan inilah pemandangan di balik bukit Cariang yang indah, yaitu Sawarna Beach, The Hidden Paradise In Banten, Indonesia.



Sunday 22 January 2012

Fakta Unsur Kimia dalam Al Qur'an



Fakta ke-1
Allah SWT berfiman: “…Dan Kami ciptakan besi….” (QS. Al-HAdid, 57:25)
Allah SWT menggunakan kata “anzalnaa” yang berarti “kami telah turunkan”. Depag menuliskannya dengan “ciptakan” sebagaimana tertulis diatas. Allah SWT tidak menggunakan kata “Khalaqna” yang berarti “kami telah ciptakan”. Penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa. Hal ini yang dahulu pernah juga sempat dikatakan oleh Neil Amstrong.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur’an diturunkan.


Besi : 26Fe
Istilah besi oleh orang inggris disebut sebagai “iron”, oleh orang arab disebut dengan “hadid” orang francis menyebutnya ”fer” dan orang spanyol “hierro”. Supaya tidak membingungkan, maka telah disepakati bahwa dunia sains menamakan besi dengan “Ferrum” (Fe) dari bahasa latin. Dan hal ini berlaku untuk semua nama atom, semuanya diambil dari bahasa latin (bahasa amerika selatan).
Ada rahasia apa dibalik keputusan Allah SWT dalam memberi nama salah satu surat di al-qur’an dengan memakai satu nama atom atau logam dalam sistem periodik unsur. Kita akan sedikit memabahasnya.


Fakta ke-2 : Isotop Besi
Besi memiliki 8 isotop yaitu

52Fe Waktu Paruh 8.3 jam
54Fe Stabil
55Fe Waktu Paruh 2.7 tahun
56Fe Stabil
57Fe Stabil
58Fe Stabil
59Fe Waktu Paruh 54.5 hari
60Fe Waktu Paruh 1.500.000 tahun

Al-Hadid adalah surat ke-57 dalam al-Qur’an. Fe-57 adalah salah satu dari 4 isotop besi yang stabil. Ini bukanlah kebetulan. Nomor surat ini dirancang oleh Allah yang maha mengetahui.

Fakta ke-3 : Energi Ionisasi.
Energi ini dibutuhkan oleh suatu atom untuk menjadi ion. Fe umumnya dapat berbentuk ion Fe2+ (ferro) dan Fe3+(ferri). Tahukah kamu? tubuh kita hanya mengkonsumsi Fe2+ (ferro) dari makanan. Besi jenis Ferro inilah yang bayak terkandung dalam makanan seperti daging-dagingan dan makanannya Popeye (Spinach alias bayam), termasuk obat-obatan suplemen penambah zat besi seperti sangobion, sulfaferosus, dan lain-lain. Kata ahli gizi, sebaiknya sayur bayam jangan dibiarkan lebih dari semalam, gak bagus untuk dimakan. Tetapi jarang diantara kita yang mengetahui alasannya. Ternyata, dalam beberapa jam ferro akan segera berubah menjadi ferri. Ferri di dalam tubuh adalah sampah, tubuh kita tidak mau mengambilnya karena sifat sudah berubah. Sama halnya jika besi sudah berubah menjadi karat, berubahlah sifatnya.
Perubahan Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+(ferri) ini menghasilkan energi ionisai sebesar 2957 kJ mol-1. 29 adalah jumlah seluruh ayat pada surat al-hadid. 57 adalah nomor suratnya. Allahuakbar!

Fakta ke-4 Penjumlahan Massa Seluruh Isotop

Besi memiliki 8 isotop (kembaran) yaitu 52Fe,54Fe,55Fe,56Fe,57Fe,58Fe,59Fe,60Fe. Jika seluruh massanya dijumlahkan maka 52+54+55+56+57+58+59+60 = 451. Kata “besi” ada pada surat ke-57 dan ayat ke-25. Jumlah kata dalam surat al-Hadid dari ayat 1 sampai dengan 25 adalah 451!

Fakta ke-5 Jumlah Kata dalam surat al-hadid
Jumlah kata dalam al-hadid adalah 574. 57 adalah nomor surat al-hadid dan 4 adalah jumlah isotop besi yang stabil.

Fenomena Midnight Sun, Matahari di Tengah Malam

Matahari tengah malam atau midnight sun adalah fenomena alam yang terjadi pada bulan-bulan musim panas (summer) di lintang utara dekat Lingkaran Arktik (kutub utara) dimana matahari masih terlihat di tengah malam pada waktu lokal apabila cuaca cerah.
Pada bulan Mei banyak sekali turis Asia, Eropa Tengah akan berkunjung ke ujung utara bumi itu untuk menyaksikan fenomena alam tersebut. Salah satu kota tujuan untuk wisata ‘Midnight Sun’ itu adalah Tromso, Bodo, Hammerfest dan Nordkapp.

Tromso adalah kota besar terakhir sebelum memasuki kawasan lingkaran kutub utara. Kota ini terletak 69°40′ Lintang Utara, dan hanya berjarak 350 km dari situ. Pada setiap bulan Mei, matahari akan tenggelam dan langsung terbit di cakrwala kota Tromso. Nah turis-turis mancanegara biasanya berdatangan pada bulan bulan ini.

Negara yang bisa merasakan fenomena ini antara lain: Kanada, AS, Denmark (Greenland), Norwegia, Swedia, Finlandia, Rusia dan Islandia. Seperempat wilayah Finlandia berada di bagian utara lingkaran Arktik.

Di daerah Svalbard, Norwegia, kita tidak akan bisa melihat sunset alias matahari terbit mulai tanggal 19 April sampai tanggal 23 Agustus. Bayangkan ketika kalian bangun pagi ternyata langit masih gelap?



Kebalikan dari fenomena ini disebut polar night, terjadi saat musim dingin ketika matahari tetap berada di bawah horizon (ufuk) sepanjang hari. Bahkan ekstrimnya di beberapa daerah di kutub, matahari akan terus nampak selama 6 bulan


Durasi midnight sun akan meningkat dari hari ke hari selama titik balik matahari pada musim panas di lingkaran kutub kemudian akan mencapai 6 bulan pada kutub. Di daerah kutub itu sendiri, matahari hanya terbit dan terbenam sekali dalam setahun. Selama 6 bulan ketika matahari berada di atas ufuk, matahari akan terus bergerak di sekitar ufuk, dan mencapai ketinggian tertinggi saat titik balik matahari pada saat musim panas.

Sumber: forum vivanews
Take time to deliberate ------ but when the time for action has arrived ------ stop thinking and go in (Napoleon Bonaparte)