Saturday 24 October 2009

New Science


Manusia, Alam, dan Makhluk Asing

Selalu ada rasa terpesona ketika melihat langit malam yang bertabur bintang. Namun ketika pandangan kita menerobos lebih dalam dan mengikuti bentangan, alam semesta menampakkan diri maha luas, dingin, gelap, dan terlalu jauh untuk punya hubungan apapun dengan kita. Kenyataannya, untuk menjelajahinya memerlukan usaha (pikiran, dana, bahkan taruhan nyawa) yang amat besar (Q.S Ar Rahman: 33). Di samping itu kita tidak tahu di luar Bumi mana lagi manusia dijamin dapat hidup aman seperti di Bumi.
          Berdasarkan persepsi tersebut, ternyata masih amat banyak bagian dari alam semesta ini yang tidak kita ketahui. Sepanjang abad ke-20, diakumulasi banyak hasil pengamatan astronomi yang mengkonfirmasi alam semesta amat kaya dan amat besar dan terus mengembang. Galaksi-galaksi pengisi alam semesta bergerak menjauh satu dari yang lain, mengikuti mengembangnya alam semesta, dengan kecepatan yang demikian besar. Artinya, ukuran besarnya alam semesta berbanding lurus dengan umurnya, bahwa alam semesta kini sangat besar yang menunjukkan ia sudah amat tua.
          Saat ini manusia sedang berada di salah satu planet pengisi alam semesta yang kaya akan gas-gas yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia. Selain Bumi, kita belum menemukan planet lain yang menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan yang berarti. Akan tetapi, sejak mulai abad 21 sudah mulai di deteksi keberadaan makhluk selain manusia yang menghuni alam semesta ini. Tanda-tanda ini di dapatkan dari beberapa penemuan di beberapa negara yang mengarah kepada keberadaan makhluk asing tersebut.
          Beberapa penemuan tentang makhluk asing tersebut antara lain di Negara bagian San Fransisco, ditemukan benda asing bercahaya yang melintasi langit kota tersebut yang selanjutnya di sebut UFO (Unidentified Flying Object). Di temukan pula piring terbang yang terbang melintasi kota Los Angeles, Amerika. Bukti lainnya ialah fosil tubuh makhluk asing (alien) yang morfologi tubuhnya mirip manusiaDari hasil penemuan tersebut banyak ilmuan astronomi yang berpendapat bahwa ada makhluk selain manusia yang hidup di luar planet Bumi yang memiliki kecerdasan lebih hebat dari manusia. Para ilmuan tersebut melakukan pencarian terhadap makhluk tersebut yang kemudian proyek ini disebut sebagai SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence).
         
SETI
          Pemberian nama SETI untuk proyek pencarian makhluk asing cerdas selain manusia bukan tanpa dasar yang kuat. Para ilmuan meyakini bahwa makhluk asing yang ditemukan di beberapa Negara memiliki kecerdasan yang jauh lebih hebat daripada manusia. Hal ini didasarkan pada kenyataan yang terjadi adalah sampai saat ini manusia belum dapat menemukan tanda-tanda kehidupan lain di luar planet Bumi, apalagi menemukan adanya jenis makhluk lain di luar sana. Sedangkan makhluk asing tersebut telah dapat bepergian dan singgah ke planet Bumi yang bagi makhluk tersebut merupakan planet asing yang harus di teliti lebih mendalam. Itu artinya makhluk tersebut lebih cerdas dari manusia karena telah memiliki teknologi yang dapat mengantarkan mereka ke planet Bumi dan dapat dengan mudah menembus lapisan atmosfir Bumi  yang seharusnya setiap benda asing yang melaluinya akan hancur sebelum sampai ke permukaan Bumi.
          Ukuran alam semesta yang amat besar ini terasa terlalu besar untuk kehidupan kita di Bumi. Ukuran galaksi tempat kita tinggal saja , yaitu Galaksi Bima Sakti (Milky Way), berdiameter 100.000 tahun cahaya. Jika kecepatan cahaya 3 x 108 m/s, dapat di ketahui ukuran 1 tahun cahaya sebesar 10 trilyun Km atau 1 x 1013 Km, sehingga 100.000 tahun cahaya =  1 x 1018 Km. Diperlukan pesawat dengan kecepatan yang super cepat untuk berpindah dari satu planet ke planet lain dalam satu galaksi. Oleh karena itu, dapat dipastikan kecerdasan dan teknologi yang dimiliki makhluk cerdas tersebut sangat hebat.
Sampai detik ini belum diketahui di planet mana atau galaksi mana makhluk tersebut tinggal dan hidup. Yang pasti, saat ini sedang dilakukan penelitian tentang pencarian jati diri makhluk cerdas tersebut, terkait tempat tinggal makhluk tersebut, bagaimana kondisi alam dan gas penyusunnya, unsur-unsur apa saja yang menyusun tubuh makhluk tersebut.
Tubuh manusia tersusun atas unsur-unsur kimia seperti hidrogen, karbon, oksigen, nitrogen, besi, dan banyak lagi. Unsur kimia yang yang banyak di perlukan tubuh manusia merupakan produk reaksi termonuklir dalam bintang-bintang yang prosesnya memakan waktu sekitar 10 miliar tahun, kala hidup bintang. Sebagian besar bintang di alam semesta menemui ajalnya dengan meledak, dikenal sebagai supernova. Ketika supernova terjadi, hasil proses termonuklir dalam perut bintang terlontar keluar, memperkaya kandungan kimia materi pengisi ruang antar bintang.
          Perlu di ketahui bahwa debu kosmik dan sejumlah besar meteor di luar angkasa yang pernah jatuh atau melintas dekat Bumi telah memperkaya kandungan kimia di Bumi dan atmosfer, yang memungkinkan kelahiran makhluk hidup di alam semesta ini. Singkatnya, manusia berhubungan dengan bintang karena setiap inti karbon yang menyusun tubuh manusia pernah, di suatu masa yang lampau ada dalam perut sebuah bintang. Bisa jadi inti karbon yang sama juga terdapat dalam tubuh makhluk cerdas tersebut.

Sunday 27 September 2009

Take time to deliberate ------ but when the time for action has arrived ------ stop thinking and go in (Napoleon Bonaparte)